Tatacara Komunikasi Emergency – when all else fails, amateur radio works

Yang dimaksud dengan komunikasi dalam keadaan emergency ialah penyampaian berita-berita pada saat terjadi emergency, bencana alam dan penyelamatan jiwa manusia serta harta benda.
Dalam situasi emergency, peran pembawa dan penyampai berita sangat penting sehingga koordinasi komunikasi untuk tujuan pencegahan, penanggulan dan penyelamatan jiwa bisa dilakukan dengan tepat dan cepat.
Kenapa radio komunikasi menjadi andalan saat kondisi emergency, tidak lain dan tidak bukan adalah karena radio komunikasi tidak tergantung infrastruktur masif layaknya telepon seluler atau satelit. Cukup menggunakan frekuensi radio, maka penyampaian berita sudah bisa dilakukan. Jargon yang digunakan oleh penggiat atau relawan komunikasi emergency adalah When all else fails, amateur radio works yang artinya adalah jika dalam situasi emergency infrastruktur masif lumpuh total (jaringan telepon, listrik, air, dll) maka radio amatir dan radio komunikasi masih bisa berfungsi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada komunikasi dalam keadaan emergency ini antara lain:

  1. Persiapkanlah terlebih dahulu berita yang akan disampaikan (bila perlu secara tertulis) agar penyampaian berita efisien dan efektif.
  2. Usahakan selalu berbicara tepat di muka mic agar supaya suara/berita dapat diterima dengan jelas, usahakan berbicara dengan nada yang baik, jelas dan perlahan.
  3. Usahakan untuk menekan tombol PTT selama satu detik, sebelum anda mulai mengirimkan berita, hal ini untuk menjaga awal berita tidak terputus, karena umumnya berbicara lebih cepat dari pada dari pada mekanisme tombol PTT.
  4. Dalam keadaan darurat seorang operator condong untuk berbicara cepat, harus dijaga supaya berita dapat sampai ketujuan dengan lengkap dan tepat, jadi usahakan untuk berbicara perlahan dan jelas, KETEPATAN BERITA ADALAH UTAMA, KECEPATAN ADALAH KEDUA.
  5. Hindarkan perasaan emosi di udara karena dapat mengeruhkan situasi/keadaan dan membawa kesan negatif terhadap Amatir Radio.
  6. Gunakanlah kata-kata yang jelas, penggunaan kode Q seyogyanya dihindarkan karena dapat disalah artikan.
  7. Apabila harus menyebutkan nomor supaya dieja kata per kata, misalnya nomor “satu kosong tiga lima” dan “tidak seribu tiga puluh lima” yang mungkin sulit dicatat.
  8. Selalu menyebutkan identifikasi yang jelas pada setiap permulaan transmisi karena NCS (net control station) atau stasiun lainnya, harus segera mengetahui siapa yang memanggil.
  9. Jangan mencoba untuk menjadi relay station, apabila tidak diminta oleh NCS.
  10. Jangan anda menerima begitu saja berita tanpa dimengerti, artinya tanyakan sekali lagi sehingga anda-benar-benar mengerti maksudnya.
  11. Yang terpenting kirimkanlah berita berdasarkan fakta yang sebenarnya tidak berdasarkan desas desus.
  12. Harus selalu mengetahui secara tepat lokasinya anda, sehingga memudahkan stasiun untuk memberikan petunjuk langsung.
  13. Didalam mengirimkan berita dengan handy Transceiver (HT) usahakan supaya anda tetap berada di posisi pada waktu transit dan tidak berjalan-jalan, karena dapat mengakibatkan berita tidak diterima secara sempurna.
  14. Stasiun yang tidak mempunyai berita atau tidak dipanggil, tidak perlu mengudara, anda hanya berbicara kalau ada berita atau dipanggil, usahakan supaya frekuensi selalu clear.
courtesy of ORARI

JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :



Dikirim oleh Unknown pada 15.30. dan Dikategorikan pada . Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas

0 komentar untuk Tatacara Komunikasi Emergency – when all else fails, amateur radio works

Posting Komentar
Pulau Seribu

.

2010 Lintas Amatir. All Rights Reserved. - Designed by Lintas Amatir